Kuliah Sambil Kerja Master IT di New Zealand Lewat Jalur Residence. New Zealand menawarkan jalur yang menarik dan terstruktur bagi profesional IT internasional yang ingin melanjutkan pendidikan Master sekaligus membangun karier yang berujung pada status Residence Permanen. Dengan kualifikasi di bidang Teknologi Informasi (IT) yang sangat dicari, proses ini menjadi salah satu pilihan terbaik bagi imigran terampil.

Mahasiswa yang kuliah sambil bekerja di bidang IT di New Zealand memiliki kemampuan untuk bekerja hingga 20 jam per minggu selama kursus dan penuh waktu selama liburan. Mahasiswa harus memenuhi persyaratan visa pelajar, seperti memiliki minimal dua tahun pendidikan, dan dapat mengajukan visa kerja pasca-studi untuk kesempatan kerja jangka panjang. Universitas seperti Auckland University of Technology (AUT) bekerja sama dengan industri IT dengan kuat, dan layanan karier di kampus membantu orang menyiapkan CV dan mencari lowongan kerja.

Kuliah IT di Selandia Baru menawarkan berbagai pilihan di universitas dan perguruan tinggi seperti Universitas Auckland, Universitas Waikato, dan Universitas Teknologi Auckland, yang menyediakan program sarjana hingga pascasarjana. Program-program ini menggabungkan teori dengan praktik, relevan dengan industri, dan beberapa program telah terakreditasi oleh asosiasi profesional. Selain itu, ada juga lembaga seperti Yoobee College dan NMIT yang fokus pada keterampilan praktis.

Kuliah Sambil Kerja Master IT di New Zealand Lewat Jalur Residence

Bagaimana langkahnya? Simah artikel berikut ini :

I. Tahap Awal: Studi Master Sambil Bekerja (Level 9)

Memilih program Master (Level 9) di New Zealand, terutama di bidang IT, adalah langkah strategis pertama menuju jalur Residence.

A. Manfaat Visa Pelajar Master

Mahasiswa Master internasional di New Zealand menikmati beberapa keunggulan:

  1. Izin Bekerja Paruh Waktu: Mahasiswa dapat bekerja hingga 20 jam per minggu selama masa perkuliahan dan penuh waktu (40 jam per minggu) selama masa liburan. Ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman kerja lokal, yang dikenal sebagai ‘Kiwi Experience’, dan membantu biaya hidup.
  2. Dukungan untuk Pasangan: Jika Anda memiliki pasangan, mereka berpotensi mendapatkan Visa Kerja Pasangan (Partner of a Student Work Visa). Visa ini memungkinkan pasangan Anda bekerja penuh waktu untuk hampir semua jenis pekerjaan di New Zealand, asalkan Anda terdaftar dalam program Master (Level 9) atau Doktoral (Level 10). Hal ini sangat meringankan beban finansial keluarga.
  3. Pendidikan Anak (Jika Ada): Anak-anak Anda (usia sekolah) dapat bersekolah sebagai siswa domestik, yang berarti mereka tidak perlu membayar biaya sekolah internasional yang mahal, selama Anda memegang visa pelajar Master atau Doktoral.
Baca :  6 Beasiswa S2 di Selandia Baru (New Zealand) yang Bisa Bantu Raih Mimpimu!

II. Transisi ke Dunia Kerja: Post-Study Work Visa (PSWV)

Setelah berhasil menyelesaikan gelar Master (Level 9) di New Zealand, langkah selanjutnya adalah mengajukan Post-Study Work Visa (PSWV).

A. Keunggulan PSWV untuk Lulusan Master

Lulusan Master (Level 9) dan Doktoral (Level 10) secara otomatis memenuhi syarat untuk PSWV dengan durasi 3 tahun (sebelumnya tergantung pada program studi).

  1. Durasi 3 Tahun: Visa ini memberi Anda waktu yang cukup untuk mencari pekerjaan penuh waktu di bidang IT dan mengumpulkan pengalaman kerja yang relevan untuk aplikasi Residence.
  2. Visa Kerja Terbuka (Open Work Visa): Anda dapat bekerja untuk majikan mana pun dalam pekerjaan apa pun saat pertama kali mengajukan PSWV, memberikan fleksibilitas untuk mendapatkan pijakan di pasar kerja.

B. Mengapa IT Adalah Pilihan Tepat

Sektor IT di New Zealand, termasuk peran seperti Analyst Programmer, Software Engineer, ICT Security Specialist, dan Database Administrator, seringkali masuk dalam daftar pekerjaan yang sangat dicari (seperti Green List). Mendapatkan pekerjaan di bidang IT saat memegang PSWV sangat meningkatkan peluang Anda untuk Residence.

III. Jalur Menuju Residence Permanen

Tujuan akhir dari jalur ini adalah mengajukan permohonan untuk Visa Residence, biasanya melalui kategori Skilled Migrant Category Resident Visa atau jalur yang berhubungan dengan Green List.

A. Skilled Migrant Category (SMC) Resident Visa

Jalur ini menggunakan sistem poin berdasarkan kualifikasi, pengalaman kerja, usia, dan tawaran pekerjaan di New Zealand. Poin yang tinggi bisa dicapai jika Anda:

  • Memiliki gelar Master New Zealand (Level 9).
  • Memiliki pengalaman kerja terampil yang relevan (terutama di New Zealand).
  • Memiliki tawaran pekerjaan dari Accredited Employer (Majikan Terakreditasi) di New Zealand dalam pekerjaan yang terampil (biasanya ANZSCO Level 1-3).
  • Berusia di bawah 55 tahun.
Baca :  Cara Mudah Migrasi ke Selandia Baru, Persiapan dan Total Biaya

B. Jalur Green List

Pekerjaan di sektor IT yang sangat diminati sering dimasukkan dalam New Zealand Green List.

  • Work to Residence (Tier 2): Sebagian besar peran IT masuk dalam jalur ini. Anda harus bekerja di pekerjaan Green List (misalnya: Software Engineer, ICT Project Manager) dengan Accredited Employer selama 24 bulan (2 tahun) sebelum memenuhi syarat untuk mengajukan Visa Residence.

Kunci Sukses: Kunci untuk berhasil mendapatkan Residence adalah menggunakan masa studi dan PSWV Anda secara strategis untuk:

  1. Mendapatkan Kualifikasi NZ (Master IT) yang Berharga.
  2. Membangun Jaringan Profesional (Networking).
  3. Mengamankan Pekerjaan Penuh Waktu di Bidang IT dengan Gaji yang Memenuhi Syarat dari Majikan Terakreditasi.

Memulai dengan Master IT di New Zealand bukan hanya tentang pendidikan, tetapi merupakan investasi komprehensif dalam karier dan status imigrasi Anda, membuka jalan menuju kehidupan baru yang permanen di Negeri Kiwi.

Kuliah Sambil Kerja Master IT di New Zealand Lewat Jalur Residence


Dalam video ini, Andy Saputra dan Henny Bunardy mengajak Farid, pemuda asal Bandung, berbagi kisah nyata kuliah di New Zealand. Farid sedang menempuh program Master in IT di Selandia Baru dan membagikan pengalaman, tantangan, serta informasi penting tentang perkuliahan dan kehidupan bersama keluarganya di Negeri Kiwi.

Sejak 2019, Farid dan keluarganya sudah merencanakan studi ke Selandia Baru. Meski sempat tertunda karena pandemi, akhirnya mereka berhasil berangkat dengan Student Visa batch awal. Farid bercerita bagaimana proses apply visa, adaptasi, serta dukungan istrinya yang sangat berarti dalam perjalanan ini.

Farid kini masuk trimester ketiga dari total lima, dengan masa studi 1 tahun 8 bulan. Selain kuliah, ia juga menjalani internship IT berkat jaringan kampus. Internship ini tidak berbayar, tetapi sangat berharga karena memberi Kiwi experience yang penting untuk karier. Sebelumnya, ia juga sempat mendapat pekerjaan part-time hanya dalam waktu tiga minggu, berkat komunitas Indonesia di New Zealand.

Jam kuliahnya cukup fleksibel (siang hingga sore), tapi tetap menuntut kedisiplinan dan kemampuan time management. Dengan pengalaman kerja IT enam tahun di Indonesia, Farid optimistis pada jalur Pathway to Residence, baik melalui job offer maupun Skilled Migrant Category.

Baca :  Cara Adaptasi dan Bertahan Hidup di Selandia Baru, Tips Pindah dan Kerja

Selain studi, ia dan keluarga betah dengan suasana New Zealand yang tenang, nyaman, dan ramah keluarga. Farid menekankan pentingnya komunitas, networking, serta keberanian keluar dari zona nyaman agar bisa sukses kuliah dan bekerja di Selandia Baru.

Kalau kamu tertarik dengan kuliah S2 di New Zealand, penasaran soal biaya hidup di Selandia Baru, internship, peluang kerja, hingga jalur menuju residency di New Zealand, jangan lewatkan cerita inspiratif ini.

Kuliah Sambil Kerja Master IT di New Zealand Lewat Jalur Residence


Andy Saputra – Youtuber, Influencer di Selandia Baru