Kuliah dan Kerja Bersama Keluarga di New Zealand, Pengalaman Bersama Christian WNI Asal Tebing Tinggi. Ingin kuliah ke luar negeri sambil membawa keluarga? New Zealand adalah destinasi yang cocok untukmu! Yuk cari tahu visa yang relevan untuk mewujudkan impian ini!
Anda bisa studi dan bekerja bersama keluarga di Selandia Baru, terutama jika Anda kuliah jenjang Master atau Doktor, atau jenjang Sarjana (Level 7/8) yang masuk dalam daftar Green List. Pasangan dapat mengajukan visa kerja terbuka dan anak-anak dapat bersekolah dengan status pelajar domestik (gratis), bergantung pada program studi Anda. Pastikan program studi dan visa yang dipilih mendukung hak pasangan untuk bekerja.
Selandia Baru adalah salah satu negara yang sangat ramah bagi mahasiswa internasional yang ingin membawa keluarga. Berikut adalah rangkuman mengenai langkah-langkah, biaya, keuntungan, dan tips untuk studi dan bekerja bersama keluarga di New Zealand, khususnya untuk jenjang Master (S2) :
Kuliah dan Kerja Bersama Keluarga di New Zealand, Pengalaman Bersama Christian WNI Asal Tebing Tinggi
Langkah-Langkah Studi dan Kerja Bersama Keluarga
Langkah utama berpusat pada pengajuan visa yang memungkinkan anggota keluarga ikut serta dan pasangan memiliki izin kerja.
Setelah sekian lama, akhirnya Andy bisa bertemu dengan Christian — sosok asal Tebing Tinggi yang besar di Medan dan kini sedang menempuh MBA di Selandia Baru. Sejak lama, Christian sudah bermimpi untuk bisa tinggal di Negeri Kiwi, dan perjalanannya penuh cerita menarik hingga akhirnya bisa sampai di sini.
Awalnya, Christian sempat ragu ketika menemukan channel YouTube Andy Saputra dan mengenal Queen City Law (QCL) sebagai agensi imigrasi. Namun setelah sampai di Selandia Baru, semua keraguan itu hilang. Ia membuktikan sendiri bahwa layanan QCL benar-benar sesuai dengan apa yang ditampilkan di website maupun video.
Christian pertama kali menghubungi QCL untuk mencari pilihan studi di Australia, Kanada, atau Selandia Baru. Setelah berdiskusi, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Selandia Baru sekaligus membawa keluarganya. Alasan utamanya: dengan memilih agensi yang berbasis di Selandia Baru, ia lebih mudah menjalin koneksi dan mendapatkan bantuan langsung saat sudah berada di sini.
Berkat saran Ci Henny, Christian yang awalnya ingin mengambil IT akhirnya beralih ke MBA jurusan Marketing. Alasannya jelas: lebih umum, relevan dengan latar belakangnya di digital marketing, dan membuka peluang kerja lebih luas di berbagai industri.
Menjalani MBA di Selandia Baru tentu punya tantangan sekaligus kemudahan. Christian diajar oleh dosen-dosen S3 yang penuh antusiasme, serta bertemu teman sekelas dari berbagai negara—mulai dari Filipina, Sri Lanka, hingga sesama orang Indonesia yang jumlahnya cukup sedikit.
Di luar kuliah, Christian juga mencari pengalaman kerja. Dalam waktu sekitar tiga minggu, ia berhasil mendapat pekerjaan di bidang restoran sambil membangun pengalaman kerja lokal. Bahkan, istrinya kini sudah bekerja full-time untuk mendukung kebutuhan keluarga dan rekreasi mereka.
Menurut Christian, MBA yang dijalaninya terasa seperti paket lengkap: bukan hanya fokus marketing, tapi juga mencakup dasar finance, statistik, hingga logistik. Dengan pengalamannya di Indonesia, ia sering diajak bertukar pikiran, membuat suasana belajar semakin kolaboratif dan terbuka.
Christian menegaskan bahwa program MBA ini sangat ia rekomendasikan, terutama bagi yang punya latar belakang atau minat di bisnis dan manajemen. Bagi Christian dan keluarganya, langkah ini bukan hanya soal pendidikan, tapi juga tentang meraih mimpi besar: menetap dan mendapatkan residency di Selandia Baru.
Kisah Christian penuh inspirasi, perjuangan, dan insight berharga tentang studi serta kerja di Selandia Baru. Penasaran bagaimana perjalanan lengkapnya? Yuk, simak cerita selengkapnya di video ini!
Kuliah dan Kerja Bersama Keluarga di New Zealand, Pengalaman Bersama Christian WNI Asal Tebing Tinggi