Penerbitan Visa Selandia Baru DiPerketat Untuk Batasi Migran. Untuk menghentikan migrasi yang dianggap tidak berkelanjutan, pemerintah Selandia Baru memperketat aturan penerbitan visa, terutama visa kerja. Mereka mempersingkat masa berlaku izin kerja dan menetapkan standar kemampuan bahasa Inggris minimal. Selain itu, ada upaya untuk mendorong bisnis untuk mempekerjakan lebih banyak warga lokal daripada mempekerjakan migran ke daerah di luar kota-kota besar.
Melansir dari The Guardian pada Senin (9/4/2024), pada 2023 migrasi bersih tahunan yang memasuki negara tersebut mencapai rekor tertinggi dengan lebih dari 173 ribu warga non-Selandia Baru. Langkah ini dinilai penting untuk mengendalikan tingkat migrasi yang terus meningkat.
Selandia Baru akan memperketat aturan visa bagi sebagian pekerja migran. Menteri Imigrasi Selandia Baru, Erica Stanford, menyatakan bahwa tingkat migrasi bersih ke negara tersebut sudah mencapai level yang tidak berkelanjutan.
Penerbitan Visa Selandia Baru DiPerketat Untuk Batasi Migran
Selandia Baru mengatakan segera melakukan perubahan pada program visa kerja setelah angka migrasi yang hampir mencapai rekor tahun lalu. Perubahan tersebut mencakup langkah-langkah seperti memperkenalkan persyaratan bahasa Inggris untuk pekerjaan berketerampilan rendah dan menetapkan ambang batas keterampilan serta pengalaman kerja minimum untuk sebagian besar visa kerja pemberi kerja.
Masa tinggal maksimum berkelanjutan untuk sebagian besar peran berketerampilan rendah juga akan dikurangi dari lima tahun menjadi tiga tahun. “Pemerintah fokus untuk menarik dan mempertahankan migran berketerampilan tinggi seperti guru sekolah menengah, di mana terdapat kekurangan keterampilan,” kata Menteri Imigrasi Erica Stanford dalam sebuah pernyataan.
1. Perubahan peraturan pada program visa kerja sementara AEWV
Stanford mengumumkan perubahan pada program visa kerja sementara Accredited Employer Work Visa (AEWV) pada hari Minggu (7/4/2024). AEWV merupakan program visa kerja utama yang diperkenalkan Selandia Baru pada pertengahan 2022 untuk membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja pasca pandemik COVID-19.
Perubahan yang akan segera diterapkan meliputi pengenalan persyaratan kemampuan bahasa Inggris untuk pekerja berketerampilan rendah, serta penetapan ambang batas keterampilan minimum dan pengalaman kerja untuk sebagian besar visa kerja.
Tujuan dari perubahan ini adalah memastikan bahwa Selandia Baru dapat menarik pekerja terampil yang dibutuhkan, sekaligus mengurangi kerentanan migran terhadap eksploitasi.
2. Pengurangan masa tinggal maksimum bagi pekerja dengan keterampilan rendah
Selandia Baru juga memutuskan untuk mengurangi masa tinggal maksimum bagi sebagian besar pekerja migran berketerampilan rendah dari lima tahun menjadi tiga tahun.
“Pemerintah berfokus untuk menarik dan mempertahankan migran berketerampilan tinggi seperti guru sekolah menengah, di mana ada kekurangan tenaga kerja terampil,” ujar Stanford.
Stanford juga menekankan pentingnya memastikan bahwa warga Selandia Baru diutamakan untuk pekerjaan yang tidak mengalami kekurangan tenaga kerja. Kebijakan ini berguna untuk menyeimbangkan kebutuhan tenaga kerja terampil dengan prioritas memberikan kesempatan kerja bagi warga lokal Selandia Baru.
3. Upaya mengurangi eksploitasi migran
Stanford menyatakan bahwa perubahan aturan visa ini juga bertujuan untuk mengurangi kerentanan migran terhadap eksploitasi. Berdasarkan tinjauan Komisi Layanan Publik Selandia Baru pada Februari lalu, sejumlah kecil pengusaha memanfaatkan skema AEWV untuk menerima pembayaran dari orang-orang yang ingin pindah ke Selandia Baru.
“Dengan adanya persyaratan bahasa Inggris, para migran akan lebih mampu memahami hak-hak mereka atau mengajukan kekhawatiran terhadap perusahaan lebih awal,” tambah Stanford.
Selain itu, pemerintah juga membatalkan rencana untuk menambahkan 11 peran baru ke dalam daftar pekerjaan berketerampilan tinggi yang sulit diisi di Selandia Baru, yang dikenal sebagai Daftar Hijau.
Penerbitan Visa Selandia Baru DiPerketat Untuk Batasi Migran
Berikut adalah beberapa poin penting terkait pengetatan visa di Selandia Baru, khususnya yang mulai berlaku pada April 2024:
- Pemberlakuan Standar Minimal Kemampuan Bahasa Inggris: Untuk beberapa peran pekerjaan, terutama yang berketerampilan rendah (low-skilled roles), kini ada persyaratan kemampuan bahasa Inggris minimum yang harus dipenuhi. Ini bertujuan agar migran dapat berkomunikasi secara efektif dan berintegrasi dengan baik dalam angkatan kerja dan masyarakat Selandia Baru.
- Ambang Batas Keterampilan dan Pengalaman Kerja Minimum: Pemerintah telah menetapkan ambang batas keterampilan dan pengalaman kerja minimum untuk berbagai kategori visa. Perubahan ini memprioritaskan migran dengan keterampilan tinggi yang dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi dan mengisi kesenjangan keterampilan yang kritis.
- Pengurangan Durasi Izin Kerja: Jangka waktu maksimum masa tinggal berkelanjutan untuk sebagian besar peran berketerampilan rendah telah dikurangi dari lima tahun menjadi tiga tahun. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja migran berketerampilan rendah dan mendorong pemberi kerja untuk berinvestasi dalam pelatihan dan perekrutan pekerja lokal.
- Perubahan pada Skema Visa Pekerja yang Terakreditasi (Accredited Employer Work Visa – AEWV): Skema AEWV, yang merupakan program visa kerja sementara utama Selandia Baru, telah mengalami perubahan yang signifikan. Pemberi kerja kini harus memastikan bahwa pekerja migran memenuhi kualifikasi dan keterampilan tertentu sebelum mempekerjakan mereka, dan juga harus memastikan bahwa tidak ada warga Selandia Baru yang cocok dan tersedia untuk pekerjaan tersebut sebelum menawarkannya kepada non-warga Selandia Baru.
- Peninjauan Daftar Hijau (Green List): Ada indikasi bahwa rencana untuk menambahkan 11 peran berketerampilan rendah ke daftar pekerjaan yang memenuhi syarat untuk jalur cepat menuju residensi kemungkinan tidak akan dilanjutkan. Beberapa jalur “Work to Residence” juga telah ditutup untuk pelamar baru (misalnya, untuk pengemudi bus dan truk, karena kekurangan telah terisi).
- Pengaruh pada Visa Pelajar: Pengetatan ini juga berdampak pada visa pelajar, dengan jumlah visa studi yang disetujui untuk pelajar internasional, khususnya dari India, menurun signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Mengapa Selandia Baru Memperketat Aturan Visa?
Menteri Imigrasi Selandia Baru, Erica Stanford, menyatakan bahwa perubahan ini diperlukan karena adanya “migrasi bersih yang tidak berkelanjutan” dan untuk mengatasi risiko eksploitasi migran. Dengan populasi sekitar 5,3 juta jiwa, Selandia Baru melihat lonjakan migrasi yang signifikan sejak 2022, dengan hampir 173.000 non-warga Selandia Baru bermigrasi ke negara tersebut pada tahun 2023. Pemerintah ingin menciptakan sistem imigrasi yang lebih cerdas yang dapat mengelola tingkat migrasi bersih, merespons konteks ekonomi yang berubah, menarik talenta terbaik, merevitalisasi pendidikan internasional, dan lebih baik mengelola risiko.
Penerbitan Visa Selandia Baru DiPerketat Untuk Batasi Migran
Penting: Kebijakan imigrasi dapat berubah. Selalu disarankan untuk memeriksa situs web resmi Imigrasi Selandia Baru (Immigration New Zealand – www.immigration.govt.nz) untuk informasi terbaru dan paling akurat mengenai persyaratan visa dan kebijakan imigrasi.
Sumber : https://www.idntimes.com